• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!

Rabu, 30 Maret 2016

Pantai Lenggoksono, Tirtoyudo, Malang

08.39 // by Unknown // // No comments

Pantai Lenggoksono dari Ketinggian

Halo bro sist, sesuai janji saya di artikel sebelumnya. Di sini saya akan mengulas tentang Pantai Lenggoksono.


Pantai Lenggoksono memiliki hamparan pasir putih yang cukup panjang (kira-kira satu kilometer) melengkung. Dan dikelilingi dua tebing berwarna hijau karena tumbuhan yang cukup rindang.



Ombak di sini juga cukup besar, ya namanya juga pantai selatan. Ada yang unik di pantai ini, jika kita berjalan ke barat akan ada batu-batuan kecil yang sangat banyak. Dan tidak jauh dari situ ada pertemuan antara sungai dengan laut. Tapi karena batu-batuan itu, air dari sungai terhalang menuju laut.

Sungai
Di pantai ini banyak perahu-perahu nelayan. Tapi kebanyakan digunakan untuk mengantarkan para pengunjung ke pantai-pantai lain di sekitar Pantai Lenggoksono.

Perahu-Perahu Nelayan
Bagi yang punya hobi memancing, Pantai Lenggoksono menawarkan banyak tantangan. Selain tempatnya yang nyaman, ikannya juga banyak. Tidak hanya menawarkan potensi ikan, tetapi juga menjadi wilayah konservasi lobster mutiara, lobster pasir, dan lobster batu

Di wilayah Pantai Lenggoksono terdapat goa lobster. Di situ sarang lobster yang oleh masyarakat dan nelayan selalu dijaga dan diawasi dari nelayan nakal yang akan menangkap dengan potasium. Sehingga sampai saat ini goa yang menjadi tempat bertelur lobster itu masih sangat bagus dan terjaga dengan baik.

Biaya :
Tiket Masuk Rp 5000
Parkir  RP 5000


Source 1
Source 2

1 Destinasi Beberapa Pantai Terlampaui (Malang)

06.45 // by Unknown // // No comments


Kalau bicara soal pantai di Malang gak akan ada habisnya. Di pesisir selatan deretan pantai berjejer, dari yang sudah dikenal banyak orang sampai yang masih perawan.

Kali ini saya sedikit mengulas Pantai Lenggoksono dan pantai-pantai yang ada di sektar Lenggoksono. Lokasinya terletak di Dusun Lenggoksono, Desa Purwodadi, Tirtoyudo, Kabupaten Malang. 

Pertama-tama kita menuju Pantai Lenggoksono. Dari Kota Malang melewati Kecamatan Dampit kemudian menuju Kecamatan Tirtoyudo. Dari jalan utama akan ada pertigaan ada petunjuk jalan ke Pantai Sipelot (ke kanan), dari situ ambil kanan. Jalannya semakin sempit tapi kondisinya mulus beraspal.

Dari pertigaan, perjalanan masih sekitar 30 km lagi menuju Pantai Lenggoksono. Jalannya berkelok-kelok cukup tajam dengan tanjakan dan turunan yang cukup curam. Apalagi waktu mau sampai, kondisi jalan masih berupa cor-coran dan menurun curam (cukup panjang). Setelah itu bertemu pertigaan (ada tugu di tengahnya), belok kiri sekitar 300 meter akan sampai di Pantai Lenggoksono.

Pertigaan terakhir menuju Pantai Lenggoksono (ke kiri)
Pantai Lenggoksono sudah banyak pengunjung, jadi banyak juga para penjual dan fasilitasnya sudah cukup lengkap. Tapi tujuan utama dari kebanyakan pengunjung (termasuk saya) bukanlah di Pantai Lenggoksono. Dari sini, kita juga bisa menuju Pantai Banyu Anjlok, Pantai Bolu-Bolu, dan Kletak'an.

Tarif menuju pantai-pantai lain
Selain naik perahu dan ojek, untuk menuju Pantai Banyu Anjlok dan Pantai Bolu-Bolu juga bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 1 jam (ke Banyu Anjlok) dan 1,5 jam lagi (ke Bolu-Bolu dari Banyu Anjlok). Cukup jauh memang, tapi perjalanan tidak akan terasa karena akan disuguhi pemandangan yang indah.

Saya waktu ke sini berangkat malam hari, dan ternyata banyak juga yang sudah datang. Saya memang berniat untuk camping di sana sehingga sudah siap membawa tenda. Tapi kalau tidak membawa tenda bisa istirahat di joglo yang memang digunakan untuk tempat istirahat para pengunjung.

O iya, sekedar mengingatkan. Kalau berangkat malam hari dan orang sedikit, harap selalu hati-hati dan waspada terhadap sekeliling. Hehe

Saya akan mengulas satu per satu pantai-pantai yang ada di kawasan Lenggoksono. Ikuti terus blog saya :)

Jumat, 25 Maret 2016

Kolam Renang Bukit Jaddih, Bangkalan

09.30 // by Unknown // , // 1 comment

 

Di artikel yang sebelumnya sudah saya bahas mengenai Bukit Jaddih. Di sini saya akan mengulas kolam renang yang juga ada di sana.

Unik memang. Di tengah bukit kapur yang sangat panas dan tandus, terdapat sebuah kolam air. Sebenarnya tidak hanya di titik itu terdapat sebuah kolam, banyak di titik-titik lain yang serupa. Tapi hanya di tempat yang dijadikan kolam renang yang dikelola dan dijadikan tempat wisata.

Menurut masyarakat sekitar, air dikolam itu muncul dengan sendirinya disaat melakukan penggalian kemudian dibentuklah sebuah kolam yang cukup besar. Untuk menguras air dikolam menggunakan mesin pompa air dan beberapa saat kemudian air akan kembali memenuhi kolam dengan sendirinya tanpa bantuan pompa.

Bukit Jaddih, Bangkalan, Madura

07.46 // by Unknown // , // No comments

Bukit Jaddih merupakan sebuah bukit kapur dan juga digunakan sebagai tempat tambang kapur yang sampai saat ini masih dipergunakan. Tapi di balik itu tercipta ukiran-ukiran yang sangat cantik bekas pahatan para penambang. Itulah yang membuat tempat ini menjadi satu salah tempat wisata alam.

Lokasi Bukit Jaddih ini terletak di Desa Jaddih Kabupaten Bangkalan, Madura. Kalau ditempuh dari Surabaya sekitar 1,5 jam. Akses jalan yang ditempuh juga tidak terlalu sulit untuk menuju lokasi. 



Dari Surabaya menuju Pulau Madura melalui jembatan Suramadu. Setelah melewati jembatan tidak jauh ada fly over yang membentang menyebrangi jalan Suramadu. Kalau sudah menemui fly over kedua, tidak jauh dari situ ada jalan tanah ke kiri untuk menuju fly over tersebut.

Setelah mengikuti jalan (naik) tersebut (jika ke kiri akan melewati fly over), ambil arah kanan. Ikuti jalan terus sampai menemui perempatan, setelah itu belok kanan. Terus saja ikuti jalan (cukup jauh) sampai bertemu pertigaan SD Socah itu masih terus (jangan ambil kanan) sampai menemukan petunjuk arah kanan menuju bukit jaddih.



Di bukit Jaddih kalian akan melihat pemandangan yang luar biasa, dinding-dinding bukit hasil pahatan terlihat sangat cantik. Di puncak bukit di tumbuhi rerumputan hijau jika musim hujan, tapi saat kemarau terlihat gersang. kita juga bisa melihat Kabupaten bangkalan dari ketinggian.
 

Selain menyuguhkan pemandangan batuan kapur yang indah, di sini juga ada objek wisata lain. Ada Kolam renang goa putih. Tapi saya bahas di artikel saya yang selanjutnya. hehe

Biaya :
Masuk Lokasi Rp 5000
Ke Puncak Bukit Rp 5000
Renang Rp 10.000 / orang

Source

Minggu, 20 Maret 2016

Pantai “Pasir Putih” Remen, Tuban

03.58 // by Unknown // // No comments

Selain terkenal dengan wisata religinya, Tuban juga terkenal memiliki banyak pantai. Bayangkan saja, sepanjang pantai utara yang termasuk wilayah Tuban terbentang sejauh kurang lebih 62 kilometer. Salah satu destinasi dari sekian banyak pantai yang dimiliki Tuban adalah Pantai Remen. Pantai ini terletak di Desa Remen, Kecamatan Jenu, Tuban. Mungkin itu alasannya kenapa dinamakan Pantai Remen, karena diambil dari nama desa letak pantai tersebut. Keindahan yang dimiliki pantai ini yaitu hamparan pasir putih yang melingkar dan menjorok ke laut, sehingga membentuk sebuah telaga atau danau dengan air yang cukup tenang. Itulah yang menjadi ciri khas dari pantai ini. 



Di telaga atau danau tersebut biasa digunakan untuk berenang atau hanya sekedar bermain air. Karena memang tidak terlalu dalam (hanya pinggir-pinggirnya saja :D). Pantai ini sudah cukup ramai pengunjungnya, jadi sudah banyak juga penjual makanan, minuman, atau oleh-oleh khas Tuban. Walaupun begitu, waktu saya kesini pantai ini masih cukup bersih tidak ada sampah yang berserakan. Tapi tidak tahu lagi kalau sekarang, karena wisata ini sudah cukup populer. Oh iya, bagi yang memiliki hobi fotografi Pantai Remen sangat cocok karena pemandangan di sini sangat indah. Kalau mau berkunjung ke sini sebaiknya jangan di siang hari karena cuacanya sangat panas, lebih baik pagi atau sore hari.
 
Untuk menuju Pantai Remen ini tidak sulit, jalannya cukup mulus sampai tujuan. Dari alun-alun Tuban ambil jalur lurus ke barat (biasanya dilewati bus patas Surabaya-Semarang) menuju Desa Jenu. Setelah melewati pasar atau Masjid Jenu masuk pertigaan arah Mentoso pada sisi kanan jalan. Ikuti saja jalan utama sampai bertemu peersimpangan Masjid ringin, kemudian ambil kanan (ikuti jalur utama) sampai mentok tikungan SD Mentoso. Lalu lurus terus sampai ketemu balai desa Remen di kiri jalan. Tidak jauh dari situ akan ada petunjuk arah menuju lokasi.




 
 

Sabtu, 19 Maret 2016

Tadabbur Gunung Penanggungan, Mojokerto

01.10 // by Unknown // // 1 comment

Salam lestari, kali ini saya akan membahas keindahan Gunung Penanggungan, yang terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur). Penanggungan merupakan gunung berapi yang sedang tidur atau sedang dalam keadaan tidak aktif. Gunung yang memiliki ketinggian 1.653 mdpl ini sering disebut miniatur Semeru, karena jika dilihat kondisi puncaknya sangat tandus. Dari sekian banyak gunung yang ada di Jawa Timur, Penanggungan sangat cocok untuk pendaki pemula.

Untuk mendaki Gunung Penanggungan, ada empat jalur yang bisa dilalui :
1.    Via Tamiajeng
2.    Via Jolotundo
3.    Via Kunjoro Wesi
4.    Via Gajah Mungkur

Namun yang paling umum dilewati yaitu jalur via Tamiajeng (searah kampus 3 Ubaya), karena trek yang cukup singkat dan mudah dilalui. Sepanjang jalur ini tidak ada sumber air, jadi bawa bekal air yang cukup. Jangan terlalu banyak juga karena pendakian cukup singkat, jadi bawa bekal air yang sekiranya cukup untuk kebutuhan memasak dan pribadi.

Pendakian via Tamiajeng akan melewati 4 pos, dan jarak tiap pos tidak terlalu jauh juga. Dari basecamp (Pos 1) menuju pos 2 jalur yang dilalui yaitu jalan berbatu yang landai, jadi masih entenglah. Di pos 2 ada penjual minuman dan makanan kecil. Setelah itu menuju pos 3 jalan berupa tanah padat dan mulai menanjak dengan bonus (jalan landai) yang sangat minim. Jalur menuju pos 4 juga sama. Setelah pos 4 untuk menuju puncak bayangan jalurnya semakin menanjak berkelok-kelok, cukup melelahkan melewati jalur ini. Saat musin kemarau di sini sangat berdebu, jadi sedia masker atau seleyer untuk menutup hidung. Dan saat musim hujan jalannya sangat licin. Apalagi saat turun, tidak sedikit ada yang sampai merangkak karena licin. Estimasi waktu dari basecamp (pos 1) sampai puncak bayangan dibutuhkan waktu 2 jam (perjalanan normal). Puncak bayangan sangat cocok untuk tempat camp sebelum menuju puncak, tidak heran kita akan menjumpai puluhan tenda di sini apalagi di hari sabtu.

View Gn. Arjuno - Welirang dari Puncak Bayangan (Shubuh)

View Gn. Semeru dari Puncak Bayangan (Menjelang Pagi)
Suhu udara di Gunung Penanggungan tidak terlalu dingin, apalagi di siang hari akan terasa sangat panas jika tidak ada awan yang menghalangi matahari. Tapi walaupun begitu kita harus prepare perlengkapan-perlengkapan seperti jaket, jas hujan, dan perlengkapan yang bisa membuat kita merasa hangat. Karena cuaca tidak menentu dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.



Untuk menuju puncak, jalur yang dilewati cukup curam dengan kemiringan sekitar 60-75 derajat dengan medan tanah berdebu (saat kemarau) dan bebatuan. Dibutuhkan waktu sekitar setengah jam (jika sudah biasa) untuk sampai puncak.

Jalur Menuju Puncak
Sekitar tigaperempat perjalanan, akan menemukan tumpukan batu yang membentuk goa dan juga ada sebuah batu yang menjorok dari tebing (saya dan teman-teman menyebutnya singgasana), di situ merupakan spot yang sangat bagus untuk berfoto.

Singgasana
Tapi sangat sangat berbahaya, bagi yang takut ketinggian lebih baik tidak mencoba. Setelah sampai puncak akan melihat lembah atau kawah yang sudah tidak aktif dengan luas sekitar 4 ha, biasanya dipakai pendaki untuk mendirikan tenda karena cukup aman dari terpaan angin yang sangat kencang saat malam hari. Dan yang unik di puncak pawitra (sebutan puncak penanggungan) ini, yaitu adanya sebuah makam di situ (saya sendiri juga tidak tahu makam siapa).

Kawah Mati (Tidak Aktif)

Makam
                               
   Syekhermania Tadabbur Alam (Gn. Penanggungan)


Salah satu cara kami mensyukuri ciptaan - Nya
        

Source 1
Source 2
Source 3

Rabu, 16 Maret 2016

Pesona Alam Kedung Cinet, Jombang

06.06 // by Unknown // // 2 comments


Jombang terkenal sebagai kota beriman atau kota santri karena banyak pesantren-pesantren dan ulama-ulama besarnya. Tapi di samping itu Jombang juga memiliki tempat wisata alam yang cukup menarik, salah satunya yaitu Kedung Cinet yang juga biasa disebut Grand Canyon Mini. Mendengar sebutannya saja sudah membuat penasaran seperti apa bentuknya. Hehe.

Kedung Cinet sendiri terletak di Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Lokasinya berada di sebuah desa terpencil di Jombang. kadang saya menyebutnya desa terisolasi, hehe. Wisata ini adalah sebuah sungai, tapi jangan salah ini sungai bukan sembarang sungai. Sungai ini memiliki daya tarik tersendiri dengan dinding-dinding batu yang sangat indah serta airnya yang berwarna hijau. Selain itu, ada satu titik yang memang disitulah menjadi daya tarik utama. Di titik itu ketinggian sungainya berbeda, jadi air yang yang jatuh menjadi sebuah air terjun. Nah dinding-dinding sungai yang bawahnya itulah yang dapat menyejukkan mata.



Di sini kita bisa nyemplung menikmati segarnya air kedung cinet, tapi tetap harus hati-hati karena dasar sungainya tidak rata. Ada yang dangkal, tapi tiba-tiba menjorok sangat dalam. Hal itu karena sungainya yang terbentuk alami, sehingga tidak bisa di prediksi seberapa dalam dasarnya. Tapi kalau sungai yang di bagian bawah air terjun cukup dalam, soalnya waktu saya ke sana ada yang melompat dari ketinggian sekitar 2-3 meter. Selain itu warga sekitar juga menyewakan rakit (seadanya buatan sendiri) bagi pengunjung yang ingin mengarungi sungai. Hehe.



Tempat ini baru-baru saja di kelola warga sekitar, waktu saya pertama kali ke sini pertengahan 2015 lalu masih belum ada tempat parkir. Tapi, waktu saya ke sini lagi akhir 2015 sudah ada tempat parkirnya. Namun untuk kamar mandi tidak ada, hanya ada kamar ganti yang berada cukup jauh dari tempat parkir, bahkan mungkin pengunjung tidak akan tahu kalau tidak bertanya. Hanya menyarankan jika berkunjung ke sini jangan waktu kemarau ataupun disaat hujan turun. Kalau kemarau debit airnya sangat sedikit, jadi tidak ada air terjunnya. Sedangkan kalau saat hujan turun airnya bisa berubah jadi coklat dan arusnya cukup deras.
Parkir Rp 3000
Sewa Rakit Rp 5000

Untuk menuju Kedung Cinet jika dari arah Jombang, ambil arah ke Ploso yaitu melewati Tambakberas lurus mengikuti jalan sampai melewati jembatan sungai brantas. Di ujung jembatan belok kiri. Kalau dari arah Mojokerto, ambil jalan arah ke Ploso yang melewati jalur Kecamatan Gedeg (menyusuri sungai brantas). Lurus terus sampai menemukan jembatan sungai brantas (kalau belok kiri), di situ ada jalan belok kiri dan tetap lurus saja. Nah, di pertigaan jembatan itu titik temu dari arah Jombang dan Mojokerto. Kalau dari Jombang belok kiri, kalau dari Mojokerto lurus, dari situ telusuri jalan sampai menemukan petunjuk jalan ke Plandaan (arah kanan). Setelah itu terus saja mengikuti jalan sampai masuk desa Klitih, sudah ada petunjuk jalan yang mengarahkan ke kedung cinet. Jika bingung bisa tanya warga sekitar.


Untuk menuju lokasi hanya bisa di akses dengan kendaraan roda dua, karena nanti akan melewati jembatan gantung yang hanya bisa dilewati satu motor.