• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!

Sabtu, 19 Maret 2016

Tadabbur Gunung Penanggungan, Mojokerto

01.10 // by Unknown // // 1 comment

Salam lestari, kali ini saya akan membahas keindahan Gunung Penanggungan, yang terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur). Penanggungan merupakan gunung berapi yang sedang tidur atau sedang dalam keadaan tidak aktif. Gunung yang memiliki ketinggian 1.653 mdpl ini sering disebut miniatur Semeru, karena jika dilihat kondisi puncaknya sangat tandus. Dari sekian banyak gunung yang ada di Jawa Timur, Penanggungan sangat cocok untuk pendaki pemula.

Untuk mendaki Gunung Penanggungan, ada empat jalur yang bisa dilalui :
1.    Via Tamiajeng
2.    Via Jolotundo
3.    Via Kunjoro Wesi
4.    Via Gajah Mungkur

Namun yang paling umum dilewati yaitu jalur via Tamiajeng (searah kampus 3 Ubaya), karena trek yang cukup singkat dan mudah dilalui. Sepanjang jalur ini tidak ada sumber air, jadi bawa bekal air yang cukup. Jangan terlalu banyak juga karena pendakian cukup singkat, jadi bawa bekal air yang sekiranya cukup untuk kebutuhan memasak dan pribadi.

Pendakian via Tamiajeng akan melewati 4 pos, dan jarak tiap pos tidak terlalu jauh juga. Dari basecamp (Pos 1) menuju pos 2 jalur yang dilalui yaitu jalan berbatu yang landai, jadi masih entenglah. Di pos 2 ada penjual minuman dan makanan kecil. Setelah itu menuju pos 3 jalan berupa tanah padat dan mulai menanjak dengan bonus (jalan landai) yang sangat minim. Jalur menuju pos 4 juga sama. Setelah pos 4 untuk menuju puncak bayangan jalurnya semakin menanjak berkelok-kelok, cukup melelahkan melewati jalur ini. Saat musin kemarau di sini sangat berdebu, jadi sedia masker atau seleyer untuk menutup hidung. Dan saat musim hujan jalannya sangat licin. Apalagi saat turun, tidak sedikit ada yang sampai merangkak karena licin. Estimasi waktu dari basecamp (pos 1) sampai puncak bayangan dibutuhkan waktu 2 jam (perjalanan normal). Puncak bayangan sangat cocok untuk tempat camp sebelum menuju puncak, tidak heran kita akan menjumpai puluhan tenda di sini apalagi di hari sabtu.

View Gn. Arjuno - Welirang dari Puncak Bayangan (Shubuh)

View Gn. Semeru dari Puncak Bayangan (Menjelang Pagi)
Suhu udara di Gunung Penanggungan tidak terlalu dingin, apalagi di siang hari akan terasa sangat panas jika tidak ada awan yang menghalangi matahari. Tapi walaupun begitu kita harus prepare perlengkapan-perlengkapan seperti jaket, jas hujan, dan perlengkapan yang bisa membuat kita merasa hangat. Karena cuaca tidak menentu dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.



Untuk menuju puncak, jalur yang dilewati cukup curam dengan kemiringan sekitar 60-75 derajat dengan medan tanah berdebu (saat kemarau) dan bebatuan. Dibutuhkan waktu sekitar setengah jam (jika sudah biasa) untuk sampai puncak.

Jalur Menuju Puncak
Sekitar tigaperempat perjalanan, akan menemukan tumpukan batu yang membentuk goa dan juga ada sebuah batu yang menjorok dari tebing (saya dan teman-teman menyebutnya singgasana), di situ merupakan spot yang sangat bagus untuk berfoto.

Singgasana
Tapi sangat sangat berbahaya, bagi yang takut ketinggian lebih baik tidak mencoba. Setelah sampai puncak akan melihat lembah atau kawah yang sudah tidak aktif dengan luas sekitar 4 ha, biasanya dipakai pendaki untuk mendirikan tenda karena cukup aman dari terpaan angin yang sangat kencang saat malam hari. Dan yang unik di puncak pawitra (sebutan puncak penanggungan) ini, yaitu adanya sebuah makam di situ (saya sendiri juga tidak tahu makam siapa).

Kawah Mati (Tidak Aktif)

Makam
                               
   Syekhermania Tadabbur Alam (Gn. Penanggungan)


Salah satu cara kami mensyukuri ciptaan - Nya
        

Source 1
Source 2
Source 3

1 komentar: